Dalam banyak situasi, baik itu di lingkungan pendidikan, pekerjaan, maupun pemerintahan, kita mungkin perlu menyampaikan personal banding atau keberatan pribadi terhadap suatu keputusan yang dianggap tidak adil atau kurang tepat. Untuk memastikan banding tersebut dipertimbangkan secara serius, penyusunannya harus dilakukan dengan tepat, logis, dan menyentuh sisi empati. Berikut adalah fondasi utama yang perlu diperhatikan dalam membuat personal banding yang baik.
1. Kejelasan Tujuan dan Permintaan
Fondasi pertama dari banding yang efektif adalah kejelasan tujuan. Nyatakan secara lugas apa yang ingin Anda capai. Hindari kalimat berputar-putar. Misalnya:
“Saya mengajukan banding ini untuk memohon peninjauan ulang terhadap keputusan pemutusan beasiswa saya.”
Sampaikan secara eksplisit keputusan apa yang ditentang dan hasil yang diharapkan.
2. Pemaparan Kronologis Fakta yang Relevan
Sertakan penjelasan kronologis secara ringkas namun jelas mengenai situasi yang melatarbelakangi banding. Pastikan hanya mencantumkan informasi yang relevan. Gunakan data, tanggal, atau dokumen pendukung jika ada.
Contoh:
“Pada bulan Februari 2025, saya mengalami kondisi kesehatan yang mengganggu kemampuan akademik saya. Hal ini memengaruhi hasil ujian semester yang kemudian menjadi dasar keputusan pemberhentian beasiswa.”
3. Nada Hormat dan Profesional
Meskipun Anda merasa dirugikan, hindari nada emosional atau menyalahkan pihak lain secara langsung. Gunakan bahasa yang sopan dan penuh hormat untuk menunjukkan bahwa Anda memahami mekanisme formal dan bersedia bekerja sama untuk penyelesaian terbaik.
Contoh:
“Saya sangat menghargai kesempatan yang telah diberikan selama ini dan memahami bahwa keputusan dibuat berdasarkan kebijakan yang berlaku.”
4. Penekanan pada Usaha dan Komitmen
Tunjukkan bahwa Anda telah berusaha maksimal dan memiliki komitmen tinggi terhadap kewajiban Anda. Hal ini dapat memperkuat kesan bahwa keputusan yang diambil sebelumnya tidak sepenuhnya mencerminkan realita usaha Anda.
Contoh:
“Meski mengalami kendala, saya tetap mengikuti seluruh mata kuliah, berkonsultasi dengan dosen, dan menunjukkan perbaikan dalam tugas-tugas yang diberikan.”
5. Pendekatan Solutif dan Reflektif
Tunjukkan bahwa Anda tidak hanya mengeluh, tetapi juga membawa solusi atau rencana konkret jika diberikan kesempatan kedua. Sampaikan pula refleksi atas kejadian yang terjadi.
Contoh:
“Jika diberikan kesempatan, saya berkomitmen untuk mengikuti program pendampingan akademik dan meningkatkan capaian nilai pada semester berikutnya.”
6. Penutup yang Menguatkan
Akhiri banding dengan ungkapan harapan, ucapan terima kasih, dan kesediaan untuk memberikan penjelasan lebih lanjut jika diperlukan.
Contoh:
“Saya berharap permohonan ini dapat dipertimbangkan dengan bijaksana. Terima kasih atas perhatian dan waktu yang telah Bapak/Ibu luangkan.”
Penutup
Personal banding bukan sekadar protes, tetapi wujud komunikasi yang konstruktif untuk meminta peninjauan kembali terhadap suatu keputusan. Dengan menyusun banding yang sistematis, empatik, dan berbasis fakta, Anda meningkatkan peluang untuk didengarkan secara serius dan memperoleh hasil yang diharapkan.
Jika Anda ingin bantuan menyusun surat personal banding sesuai kasus tertentu, saya bisa bantu menyusunkannya.