Fenomena tersebut terus menjadi miris, sebab judi online mulai gempar di golongan mahasiswa serta pelajar. Pada sebagian permasalahan, Sayoga menciptakan mahasiswa yang terjerat pinjaman online pula menggadai peninggalan orang tua demi bermain judi online.
Dari permasalahan tersebut, Sayoga memperhitungkan efeknya lumayan panjang mulai dari kesusahan keuangan, putus kuliah, sampai terpaksa pengobatan ke psikiater sebab kesehatan jiwanya tersendat. Ia memandang fenomena tersebut memanglah berakar dari perihal yang sama ialah urangnya literasi keuangan di warga sehingga generasi muda banyak yang gampang terhasut iming iming kekayaan praktis melalui judi online.
Judi online terus menjamur serta belum terdapat sanksi tegas lebih lanjut kepada perusahaan- perusahaannya. Apalagi, golongan anak muda telah mulai banyak yang ikut- ikutan main judi online, semacam yang diceritakan seseorang laki- laki di platform X.
Jadi keinget sebagian pekan kemudian ngeliat bocah SMP main judi slot di depan warung gitu. Terus gue tanya,‘ Dek main apa itu?’, bocil menanggapi,‘ Selot… Selot…’,” ungkap akun@christopher***, menggambarkan pengalaman pribadinya, memandang langsung bocah SMP bermain judi online.
Penasaran, dia bertanya darimana mereka ketahui game tersebut. Serta mereka menanggapi dari YouTube channel yang berisi konten Mobile Legend. Ini mengartikan, kalau sebagian besar anak muda mengenali judi online dari endorse judi online yang ditampilkan konten kreator permainan.
Dia mengaku kasihan memandang kanak- kanak anak muda yang bila dilihat dari sisi psikologis, mereka masih labil serta gampang terbawa arus. Awal, kanak- kanak masih suka mengidolakan figur publik semacam streamers. Jadi apapun yang dicoba idolanya, tentu ditiru tanpa pikir panjang.